Jumat, 13 Juli 2018

SI PAHIT LIDAH TOKOH YANG KUASA DAN DIKUASAI


SI PAHIT LIDAH TOKOH YANG KUASA DAN DIKUASAI:
Refleksi Sastra Nusantara

S. Amran Tasai


1. Pendahuluan

            Sebuah legenda yang hidup di Sumatra Selatan “Kisah Si Pahit Lidah” mempunyai manuskrip yang sudah ditransliterasi dengan judul “Syair Si Pahit Lidah”. Bentuk syair yang ditampilkan berima sama sehingga tidak sulit untuk membacanya atau memahaminya. Cerita tersebut ditampilkan dengan sempurna dalam arti bahwa Si Pahit Lidah berhasil memperoleh ilmu yang dapat mengubah manusia atau benda alam berubah seperti yang dikehendakinya.
            Sebagian besar daerah di Sumatra mempunyai cerita Si Pahit Lidah. Keragaman cerita “Si Pahit Lidah” terdapat pada setiap daerah itu. Berbagai daerah itu merasa bahwa “Si Pahit Lidah” adalah cerita milik daerahnya, seperti Palembang, Jambi, Lampung, dan Bengkulu. Bahkan, beberapa daerah itu mempunyai cerita yang mengatakan bahwa Si Pahit Lidah itu adalah seorang perempuan, bukan laki-laki. Hal ini merupakan besarnya variasi cerita yang hidup di dalam masyarakat. Di daerah Jambi jelas sekali bahwa Si Pahit Lidah itu disenangi oleh seorang laki-laki dari Pulau Jawa. Dalam Undang-Undang Negeri Jambi cerita Si Pahit Lidah itu dikenal. Bahkan, Si Pahit Liah pernah menjadi Raja Jambi pada masa sebelum Tan Talanai memerintah di Jambi. Pemerintahannya tampaknya dijalankannya dengan kekuatan dan kekuasaan.
            Politik yang sangat jelas dipaparkan di sini adalah kekuatan yang datang dari Raja Majapahit. Kesaktian yang ada pada diri Si Pahit Lidah hanyalah kesaktian yang diberikan oleh Raja Majapahit lantaran Raja Majapahit kasihan melihat Si Pahit Lidah. Raja Majapahit hanya memasukkan air liurnya ke dalam mulut Si Pahit Lidah. Tanpa disadari oleh Si Pahit Lidah, ternyata lidah Si Pahit Lidah itu mempunyai kesaktian dan kekuatan. Ada kekuatan yang disalurkan oleh Raja Majapahit dengan melalui air liur. Penetapan Raja Majapahit yang menjadi penolong Si Pahit Lidah memberi indikasi bahwa Raja Majapahit adalah raja diraja, raja yang maharaja, Bagaimana besarnya kekuatan dan kemasyhuran Si Pahit Lidah tidak dapat dipisahkan dengan kekuatan Raja Majapahit. Si Pahit Lidah tidak akan sakti atau tidak akan kuat seperti itu jika tidak mendapat ilmu dan perestuan dari Raja Majapahit. Oleh sebab itu, kekuasaan Raja Majapahit merupakan kekuasaan yang mutlak  di Nusantara ini. Peristiwa ini merupakan peristiwa politik dalam mengangkat derajat Raja Majapahit. Ada politik yang menyertai cerita ini. Si Pahit Lidah berkali-kai bertapa untuk mendapatkan ilmu, ilmu apa saja, untuk menantang iparnya yang jahat itu.
            Nilai kesungguhan yang ditawarkan dalam cerita itu memaparkan kegiatan Serunting atau Si Pahit Lidah dengan kegiatan bertapa. Dalam suatu kisah dalam cerita-cerita Melayu sebenarnya peristiwa “bertapa” jarang kita temukan. Peristiwa “bertapa” itu banyak kita temukan dalam cerita pewayangan atau cerita panji. Hal itu juga merupakan suatu indikasi kesungguhan dalam mengharapkan sesuatu. Pertapaan itu sebenarnya bukanlah suatu penyiksaan badan sendiri, melainkan suatu permohonan kepada Yang Mahakuasa agar Yang Mahakuasa mengabulkan segala permintaan. Akan tetapi, akibat dari usaha permohonan itu terjadilah penderitaan, terutama berupa penderitaan fisik.
            Pertapaan Serunting berlangsung sebanyak tiga kali. Pertama terjadi di padang rumpun buluh, kedua terjadi dipinggir sungai, dan ketiga terjadi di pinggir danau. Ketiga kalinya pertapaan itu hampir merenggut nyawa Serunting. Akan tetapi, dia tidak peduli. Pulang ke Palembang dengan tangan hampa akan membuat malu dalam negeri. Keadaan itu dipaksakan oleh Serunting untuk mendapatkan ilmu dari Raja Majapahit, tetapi Raja Majapahit tidak melayani kehendak Serunting.


2. Ringkasan Cerita
            Di Pagaralam jalan banyak berbatu yang termasyhur dengan ........

 
(selengkapnya dapat didownload di halaman download)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.