Sabtu, 14 Juli 2018

PETITIH ADAT ALAM KERINCI (2 dari 2)


Watas Kerinci Rendah dan Kerinci Tingg adalah Penetai Pematang Putus, Takulok jatuh Kacindaik Lepas.
Kerinci Rendah yaitu
1)      Depati Setio Nyato (Setio Bati)
2)      Depati Setio Baton (Keraton)
3)      Depati Situnggak Rajo
Mana pegangan Depati Situnggak Rajo:
mulai dari Tanah Ranah sampai ke Tanah Abang.
Mana pegangan Depati Setio Baton (Tanah Keraton):
mulai dari Kungkai, Pulau Rengas, Nibung, Pulau Layang,  berbatas dengan batang Asai.
Mana pegangan Depati Setio Nyato:
mulai dari Sungai Manau terus ke Perentak, Pangkalan Jambu berwatas dengan Kerinci Tinggi.

Yan dikatakan dengan Kerinci Tinggi ialah
Depati Empat Delapan Helai Kain, Pegawai Rajo Pegawai Jenang.
Depati Empat Delapan Helai Kain memegang adat.
Pegawai Rajo Pegawai Jenang memegang syarak.
Benar aday samo dipakai, salah adat samo dibuang, bak kato-kato dalam adat, Syarak nan mengatur adat memakai, karena adat bersandar di syarak, syarak bersandar Kitab Allah.

Yang dikatakan Depati Empat adalah
1)      Depati Bandara Langkat: Tamiai
2)      Depati Rincong Telang:  Pulau Sangkar
3)      Depati Biang Serai: Pengasi
4)      Depati Batu Hampar: Hiang Tinggi (ujung tanjung kerbau jatuh).
Depati yang empat ini mendapat sehelai-helai kain tunggal. Kain tunggal Depati Batu Hampar dibelah delapan. Sewaktu kain dicabik delapan (Kajoncinde) maka bergelar Depati Atur Bumi.
Yang dikatakan delapan helai kain adalah: Tiga hilir empat Tanah Rawang, Tiga mudik empat Tanah Rawang (Tanah Rawang mendapat dua helai kain).
Yang dikatakan “Tiga Hilir Empat Tanah Rawang:
1)      Depati Lingkat: Seleman
2)      Depati Atur Bumi: Hiang
3)      Mangku Depati: Penawar Tanah Kampung ditempuh lalu,
4)      Depati Pasak: Rawang.
Yang dikatakan “Tiga Mudik Empat Tanah Rawang:
1)      Depati Gembalo Sembah: Semurup
2)      Depati Kuning Kedrat: Sekungkung
3)      Depati Tujuh: Kemantan
4)      Depati Caniago: Rawang
Sungai Penuh, Lolo, Sanggaran Agung, tidak termasuk delapan helai kain. Sungai Penuh mendapat sehelai kain tunggal. Lolo bernama Salirang Panjang (Kelambu Rajo). Sanggaran Agung payung nan sekaki, semangkok karang setio, cermin terus neraco bayang (lantak tidak boleh goyah, cermin tidak boleh kabur).
Pegawai Rajo Pegawai Jenang ialah Depati nan Batujuh, Permanti nan Sepuluh, Pemangku nan Baduo, Ngabi teh setio bawo yang dapat sehelai kain tunggal.
Yang dikatakan Depati Nan Batujuh adalah: Dikutek gung, yaitu
1)      Gelar jatuh pada Udo disebut Depati Setijudo
2)      Gelar jatuh pada Sutan Kamat disebut Depati Payung Negeri Panjang Rambut,
3)      Gelar jatuh pada Sepenuh disebut Derpati Sungai Penuh,
4)      Gelar jatuh pada Pengaho disebut Depati Pelawan Negaro.
Depati yang berempat ini isi umoh Deh Umoh Petelai, sendinya padat, tanahnyo kejoin (keras)
5)      Depati Simpan Negeri,
6)      Depati Alam Negeri,
7)      Depati Nyato Negeri.

Di mana penemun (pertemuan) di mana percere (perpi­sahan) artinya tempat mereka musyawarah/menghukum suatu perkara ialah DI ATAS TANAH NAN SEBINGKAH DI BAWAH PAYUNG NAN SEKAKI, ialah tanah mendapo pecerenyo di atas rumah deh Rumah Petelai.

Yang dikatakan Permanti Nan Sepuluh ialah
1)      Datu Singarapi Putih
2)      Rio Jayo
3)      Rio Sengaro
4)      Rio Mandiho
5)      Rio Temenggung
6)      Rio Memangku Bumi
7)      Datuk Sepati Gagap
8)      Datuk Sepati Uban
9)      Datuk Kuning Kodrat
10)  Rio Pati Rio Madaro

Yang dikatakan Mangku Nan Baduo ialah
1)      Mangku Rajo,
2)      Mangku Depati (dalam Depati nan Bertigo, Permanti nan Bertiga).

Adapun Ngabi Teh Santio Bawo dengan Depati Nan Bertujuh ialah ibarat batang dengan tengkuyung, terendam samo terendam, terapung samo terapung.

      Seluruh air Bungkal Pandan sejak dari hulu sampai ke muara, sekayu lurus sekayu bengkok, sebuah manis sebuah masam, selubuk sebengkuang, seteguk air sekeping tanah, hitam putih buat piagam yang tujuh pucuk dilingkung tambak yang sepuluh batang, ke atas satu pucuk ke bawah satu urek. Tidak boleh menuhuk kawan seiring, menggunting kain dalam lipatan, siapo yang berasok jahet berasok tanggang, dikutuk Quran 30 juz, dimakan karang setio nan semangkuk, ke atas tidak erpucuk ke bawah tidak berurat, tengah-tengah dijarum kumbang, kok menghadap ke hilir kena hujan betung di tanah Jambi, kok menghadap ke mudik dimakan biso kawai tuo gadih di Pagaruyung, padi ditanam lalang tumbuh, kunyit ditanam putih isi. 


Uraian pusaka
1)      Pusaka Pegawai Raja Pegawai Jenang adalah TOMBAK BELANG BERJANGGUT JENGGI,
2)      Pusaka Depati Tiga Helai Kain ialah KELANGKATAI BERGOMBAK EMAS,
3)      Pusaka Depati Delapan Helai Kain ialah TANDUK KIJANG BETRCABANG TUJUH.

Ketiga pusaka ini di Sanggaran Agung sebabnya karena di situlah “Tanah Kedipan Teratak Tembilang Pangeran Te­menggung”, terlaras tanah bata, gedung yang satu berbilik berpalingko, berpasak berkunci, balai nan bergonjong dua, hilir Depati Mandaro Udo (Terutung), mudik titian beraja tangga bajang (Seleman), Rio Serai. Di gedung ini berhimpun Depati Empat Delapan Helai Kain serta Pegawai Raja Pegawai Jenang (Sulu Bendang). Suluh Bendang ini ke hilir Tanah Abang, ke mudik gunung berapi (Gunung Kerinci). Ketiga pusaka ini tegak sama tinggi duduk sama rendah.
Yang mana tanah Pegawai Raja Pegawai Jenang, ialah bak pepatah mengatakan:
Kok sawah ‘lah bertunjang,
Kok pihein (petak-petak sawah) ‘lah berpematang,
Kok batas di hilir di atas batu sandaran galeh,
Kok di bawah kamaang dipijak gajah,
Kok di tengah sejantik Lebai Jantan mudik Air Gedang,
Kok lagi betung batakuk, sarang elang muko di mudik sungai sampai bersua lantak tumbuk tiga, peleh serumpun (ingat sengapai),
Kok mudik pemanang kurus, tempat memanah kambing ireng Kelantan tanduk,
Kok di hulu ninek Rabiyah warna kaya Nenek di Lunang),
Bujang peliang hilang di laman Nenek Koto Bento.


4

Tatkala air berangsur surut, tatkala Bumi berangsur naik, maka tampak tanah yang tiga bungkah:
1)      Tanah Kerajon: tanah Jambi,
2)      Tanah Keraton: tanah Batanghari,
3)      Tanah Kedipan: tanah Alam Kerinci.
Arti kadipan adalah Tanah Ajun tanah arah oleh orang yang memenggal putus, memakan habis, membunuh mati.

Tiga perkara yang tidak boleh diajun diarah adalah
1)      Jeluang di tengah negeri, ialah seperti ajun arah yang telah diteima oleh si A tidak bole diberikan kepada si B.
2)      Kayo aro ngepan bako, ialah rumah atau lumbung padi yang telah rusak, tetapi masih ada sebatang tiang yang masih berdiri,
3)      Arah gelung cucuk tanam, ico pakai, ialah salah satu yang tersebut ini terletak di luar negeri.

Bak pepatah mengatakan, negeri sekato rajo, luak sekata penghulu, padang sekato rakyat, ruma sekato teganai. Adapun Pegawai Raja Pegawai Jenang suluh bendang Depati Empat Delapan Helai Kain,    
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.